LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT.
INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk
Jl.
Wajok Hulu Km. 10,7 Siantan, Pontianak 78351
Kalimantan
Barat, Indonesia
Disusun
Oleh:
Restu
Budy Prasetyo
NIM 3201203027
PROGRAM
STUDI TEKNIK LISTRIK
JURUSAN
TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK
NEGERI PONTIANAK
2014
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerahnya
dapat mengikuti Praktek Kerja Lapangan pada semester 5 dan dapat menyelesaikan
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini yang berjudul Mesin Mixer pada tepat waktu.
Adapun
laporan ini merupakan hasil pengamatan dan kegiatan selama masa Praktek Kerja
Lapangan. Dari penulisan laporan ini adalah untuk menambah wawasan dan
pengetahuan yang luas dalam mempersiapkan diri di dunia kerja.
Dalam
menyusun laporan ini, saya mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik dalam praktek
lapangan, pengumpulan data, maupun saat penulisan. Untuk itu pada kesempatan
ini, saya tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak tersebut,
yaitu:
1. Kedua
orang tua saya yang telah memberi do’a dan dukungan selama ini
2. Ketua
Jurusan Teknik Elektro, H. Irawan Suharto,MT
3. Ketua
Program Studi Teknik Listrik, Ruskardi,MT
4. Dosen
Pembimbing Praktek Kerja Lapangan, Wahyu Widodo,MT
5. Koordinator
Praktek Kerja Lapangan, Dwi Harjono,MT
6. Pembimbing
dilapangan, Mantep Sugiarto
7. Para
teknisi di Tempat Praktek Kerja Lapangan
8. Rekan-rekan
Praktek Kerja lapangan
9. Dan
teman-teman yang telah membantu menganalisa dalam menyusun laporan Praktek
Kerja Lapangan
Saya
menyadari masih ada kekurangan atau kesalahan dalam penulisan laporan ini, maka
dari itu saya meminta saran yang membangun dari semua pihak untuk perbaikan dan
penyempurnaan.
Akhir
kata, saya berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
memberikan pangangan positif untuk meningkatkan pengetahuan, Amin.
Pontianak,
Oktober 2014
Restu Budy Prasetyo
NIM
: 3201203027
DAFTAR ISI
LEMBAR
PENGESAHAN
KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB 1. PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1
Latar Belakang Prakerin.............................................................. 1
1.2
Tujuan Praktik Kerja Lapangan.................................................. 2
1.3
Manfaat Praktik Kerja Lapangan................................................ 3
BAB 2. PENGENALAN PERUSAHAAN............................................ 4
2.1
Sejarah Singkat Perusahaan....................................................... 4
2.2
Struktur Organisasi.................................................................... 6
2.3
Pelaksanaan Disiplin Kerja........................................................ 8
BAB 3. KEGIATAN YANG DILAKUKAN........................................ 9
3.1
Gambar Umum Proses Produksi................................................ 9
3.1.1. Bahan
Baku (Input) PT.Indofood CBP Sukses Makmur... 15
3.1.1.1. Bahan
Baku Utama...................................................... 15
3.1.1.2. Bahan
Baku Penunjang................................................ 17
3.1.1.3. Pemasok
Bahan Baku.................................................. 17
3.1.1.4. Sistem
Persediaan Bahan Baku.................................... 19
3.1.2.
Output Produksi PT.Indofood CBP Sukses
Makmur,Tbk.. 20
3.2
Materri Yang Diminati................................................................ 23
3.2.1. Mesin
mixer......................................................................... 23
3.2.2. Boiler
Batubara.................................................................... 24
3.2.3. Mesin
Rool Press................................................................. 25
3.3
Lingkup Kegiatan........................................................................ 25
3.4
Tugas Selama Praktek.................................................................. 26
3.4.1. Pengertian
Mixer................................................................... 26
3.4.2. Klasifikasi
Mixer.................................................................. 27
3.4.3. Cara
Mengperasikan Mixer.................................................. 27
3.4.4. Fungsi
Timer Pada Mixer..................................................... 29
3.4.5. Hal-hal
Yang Harus Diperhatikan Pada Mixer..................... 30
3.4.6. Cara
Setting Blade................................................................ 31
3.4.7. Cara
Setting Air Cylinder Lock Mixer................................. 32
3.4.8. Komponen
yang ada pada Mixer........................................ 33
3.4.9. Gangguan-gangguan
Pada Mixer......................................... 34
BAB 4. PENUTUP................................................................................... 35
4.1
Kesimpulan................................................................................ 35
4.2
Saran ......................................................................................... 35
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................. 37
LAMPIRAN.............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Prakerin
Praktik
Kerja Lapangan (PKL) adalah salah satu bagian dari program Pendidikan Sistem Ganda, dilaksanakan
untuk mendapat pengalaman kerja nyata di industri. Program ini merupakan
perwujudan dari kebijakan “Link and
Match” antara pendidikan di kampus dan tuntunan kebutuhan industri. Program Pendidikan Sistem Ganda sangat
dibutuhkan dalam penguasaan kopetensi dan pembentukan sikap profesi mahasiswa seperti
tercermin dalam tujuan pendidikan dan pelatihan di Politeknik Negeri Pontianak yaitu pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di kampus terutama bertujuan
untuk membekali peserta diklat mengembangkan pepribadian, potensi akademik, dan
dasar-dasar keahlian yang kuat dan benar melalui pembelajaran program normatif,
adaftif, dan produktif.
Dan menurut Undang-Undang Nomor 2 /
1989 tentang Sistem pendidikan Nasional, dan peraturan Pemerintah Nomor 29
tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun
1992 tentang Peranan masyarakat Dalam Pendidikan Nasional, dan berikut merupakan dasar hukum:
1. GBHN tahun 1993;
2. Undang –Undang Sistem
Pendidikan Nasional : Bab IV ,Pasal 10 (1);
3. Undang –Undang Sistem Pendidikan Nasional : Bab VIII, Pasal 33;
4. Undang –Undang Sistem Pendidikan Nasional : Bab XII Pasal 47 (1);
5. Peraturan Pemerintah No.29, Bab XI, Pasal 29 (1);
3. Undang –Undang Sistem Pendidikan Nasional : Bab VIII, Pasal 33;
4. Undang –Undang Sistem Pendidikan Nasional : Bab XII Pasal 47 (1);
5. Peraturan Pemerintah No.29, Bab XI, Pasal 29 (1);
6. Peraturan Pemerintah
No.39, Bab III, Pasal 4 (8);
7. Peraturan Pemerintah
No.39, Bab VI, Pasal 8 (2);
8. Peraturan Pemerintah
No.39, Bab VI, Pasal 10 ;
9. Peraturan Pemerintah
No.29, Bab XIII, Pasal 32 (2);
10. Kep. Mendikbud No.
0490/U/1992, Pasal 33;
11. Kep. Mendikbud
No.080/U/1993.
1.2.
Tujuan Praktik Kerja Lapangan
Dalam melakukan Praktik Kerja Lapangan ( PKL ) pendidikan dan pelatihan di dunia kerja oleh Politeknik Negeri Pontianak memiliki tujuan umum dan tujuan khusus yakni:
-
Tujuan umum:
Agar mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan
proses pelaksanaan suatu kegiatan proyek atau industri kontruksi sehingga
memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas sehingga dapat mempersiapkan diri
dalam mengisi kebutuhan pada dunia industri.
-
Tujuan
khusus:
1.
Meningkatkan
potensi mahasiswa dalam dunia kerja Industri.
2.
Memberikan pengalaman kerja yang sesungguhnya agar peserta menguasai
kopetensi keahlian produktif yang standar.
3.
Menginternalisasi sikap nilai dan budaya industri yang berorientasi
kepada standar mutu, nilai-nilai ekonomi dan jiwa kewirausahaan, serta
membentuk etos kerja yang produktif, dan kompetitif.
4.
Sebagai
latihan untuk membiasakan diri siswa membuat tulisan berupa laporan akhir pelaksanaan
praktik kerja industri.
1.3.
Manfaat Praktik Kerja Lapangan
Kegiatan
Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) dilaksanakan oleh Politeknik Negeri Pontianak
adalah dapat memberi manfaat sebagai
berikut :
1.
Bagi
mahasiswa, dapat mempraktekkan ilmu di dunia Industri yang diberikan di sekolah
dengan benar sehingga tujuan dari sistem ganda dapat terrealisasi dengan baik.
2.
Bagi dunia
Industri, dapat memberikan secara tidak langsung bantuan tenaga dalam pekerjaan
yang ada dunia industri.
3.
Bagi
Politeknik, dapat mempromosikan dan memperkenal kan Politeknik Negeri Pontianak
ke dunia kerja atau dunia Industri di Masyarakat luas bahwa Politeknik Negeri
Pontianak mempunyai mahasiswa yang memiliki etos kerja yang bisa diperhitungkan
dan memiliki harga jual di dunia industri.
4.
Selain itu membentuk mental dan
motivasi mahasiswa
Politeknik
sebagai tenaga kerja yang siap kerja serta mampu mandiri serta berjiwa pekerja
keras, jujur, bertanggung jawab serta ulet dalam bekerja.
BAB II
PENGENALAN PERUSAHAAN
2.1. Sejarah
Berdirinya PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk
Mie instan yang diproduksi PT.Indofood berasal dari jepang. Seiring
jatuhnya bom hirosima dan nagasaki di jepang, orang jepang bermigrasi ke
indonesia.pada waktu itu pula, ada beberapa orang jepang yang membuat mie
pertama kalinya.mie instan pertama kalinya di kenalkan oleh orang jepang yang
bernama Monokukudo. Mie instan pertama kalinya di bawa ke indonesia sekitar
tahun 1970-an. Mie pertama di kenal adalah mie rasa kaldu ayam.
Pada sekitar bulan juni pada tahun 1996 di bangunlah pabrik PT Indofood CBP
Sukses Makmur di kota Pontianak.Tepatnya,pabrik PT.Indofood CBP Sukses Makmur
terletak di jalan raya wajok hulu 10,7 km, kecamatan dan kabupaten
mempawah.pabrik PT Indofood CBP sukses makmur didirikan oleh Lim Siong Hio.
Sampai saat ini, terdapat 15 pabrik instant Noodle di indonesia.khususnya
provinsi kalimatan, terdapat 2 pabrik, juga terdapat pada provinsi sumatera 5
pabrik di jawa terdapat 6 pabrik, dan di sulawesi terdapat 2 pabrik.
Tujuan didirikan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, Pontianak :
-
Karena adanya permintaan pasar yang cukup
tinggi
-
Karena permintaanyang sangat banyak dari
konsumen
Dasar hukum pendirian perusahaan
adalah berdasarkan pada PMDN ( Penanaman Modal Dalam Negeri)
Sarana dan prasarana penunjang kegiatan perusahaan seperti intrastruktur,
surat izin, lokasi , dan sebagainya.
Pertimbangan memilih usaha :
-
Tempat yang strategis
-
Sarana dan prasarananya banyak/lengkap
-
Adanya Sumber Daya Manusia (SDM) dan
Sumber Daya Alam (SDA) yang cukup.
Visi dan misi yang ditunjukan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
adalah realistik, spesifik, dan meyakinkan yang merupakan penggambaran citra,
nilai, arah dan tujuan untuk masa depan perusahaan.
Visi
“Menjadi perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan pangan dengan produk
bermutu, berkualitas, aman untuk dikonsumsi dan menjadi pemimpin di industri
makanan”.
Misi
“Menjadi perusahaan transnasional yang dapat membawa nama Indonesia di
bidang industri makanan”.
2.2.
Struktur Organisasi
a)
Technical Supervisor
Mempunyai tugas melakukan pengawasan
tehadap kualitas, kuantitas dan waktu pelaksanaan pekerjaan, peneraparan
manajemen konstruksi, monitoring dan evaluasi kemajuan pekerjaan dan menyiapkan
dokumen atau data pelaksanaan pekerjaan.
b)
Admin Teknik
Mengisi data-data
kepegawaian, pelaksanaan, asuransi tenaga kerja, menyimpan data-data
kepegawaian karyawan dan pembayaran gaji serta tunjangan karyawan. Membuat
laporan akutansi proyek dan menyelesaikan perpajakan serta retribusi.
c)
Section Supervisor
Bertugas membantu teknik supervisor menangani orang-orang yang
memproduksi dan atau melakukan pelayanan, dan bertanggung jawab memerintahkan
kepada karyawan bagian untuk melakukan suatu tugas tertentu.
d)
Teknik Field
Adalah teknisi yang
bertugas untuk mengumpulkan semua data yang
dibutuhkan dari lapangan dan tanggung jawab atas ketelitian hasil yang didapat.
e)
Teknik
Workshop
Bertanggung jawab atas kelancaran operasional
mekanis dan mesin-mesin dan peralatan produksi.
f)
Teknik PM Produksi
Bertugas sebagai desain dan
pemelihan mesin (process engineering), desain peralatan-peralatan bantu(tools,
jigs dan fixtures), estimasi biaya, sistem perawatan (maintenance) dan
pengepakan (packaging).
g)
Teknik PM Utility
Bertugas untuk menyediakan dukungan
kualitas dalam menjaga dan mengoperasikan utilitas fasilitas untuk menjamin
kelancaran kegiatan manufaktur di pabrik kami.
h)
Operator Boiler
Adalah orang yang mengawasi operasi meisn
boiler dari sebuah pabrik industri. Dan operator boiler meiliki ruang kontrol
sendiri. Umumnya operator ditugaskan untuk unit tertentu, dimana mereka
bertanggung jawab untuk fungsi tertentu atau bidang peralatan, dan juga
bertanggung jawab untuk mengawasi pekerjaan yang sedang dilakukan dengan cara
yang aman.
i)
Operator RO
Adalah orang yang mengawasi operasi RO (Reverse Osmosis) adalah proses mengolah air asin atau payau menjadi
air tawar atau sering dikenal dengan istilah desalinasi dari sebuah pabrik industri. Umumnya operator ditugaskan untuk unit
tertentu, dimana mereka bertanggung jawab dalam proses penyulingan air bersih
untuk fungsi boiler dan bagian produksi, dan juga bertanggung jawab untuk
mengawasi pekerjaan yang sedang dilakukan dengan cara yang aman.
j)
Operator Genset
Adalah orang yang mengawasi operasi meisn
genset dari sebuah pabrik industri. Umumnya operator ditugaskan untuk unit
tertentu, dimana mereka bertanggung jawab untuk fungsi tertentu atau bidang
peralatan, dan juga bertanggung jawab untuk mengawasi pekerjaan yang sedang
dilakukan dengan cara yang aman.
2.3. Pelaksanaan
Deskripsi Kerja
Waktu pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT. Indofood
CBP Sukses Makmur Tbk cabang Kalimantan Barat diselenggarakan selama 7 minggu,
yang dimulai pada tanggal 1 September 2014 sampai dengan 17 Oktober 2014 dan
dimulai pada pukul 08.00 pagi sampai dengan pukul 16.00 sore. Kegiatan
dilaksanakan setiap hari kecuali hari minggu atau hari libur lainnya
Adapun yang dilakukan dalam pelaksanaan Praktek Kerja
Lapangan ini adalah menerapkan semua yang kami pelajari pada proses belajar did
perkuliahan kedalam suatu lingkungan industri untuk mengetahui dan merasakan
kerja yang seungguhnya.
BAB III
KEGIATAN YANG DILAKUKAN
3.1.
Gambar
Umum Proses Produksi
Proses pembuatan mie instan terdiri dari
delapan tahap, yaitu mixing (pencampuran), pressing
(pengepresan), slitting (pembentukan
untaian), steaming (pengukusan), cutting and folder (pemotongan dan
pencetakan), frying (penggorengan), cooling (pendinginan) dan packing (pengemasan). Proses yang
terjadi pada setiap tahap adalah :
· Mixing atau Pencampuran
Proses mixing adalah proses pencampuran
dan pengadukan material-material yang terdiri dari material tepung dan air
alkali (campuran antara air dan beberapa ingredient yang ditentukan) sehingga
diperoleh adonan yang merata atau homogen. Mutu adonan yang baik adalah yang
tidak lembek dan tidak perau atau dengan kata lain memiliki kadar air sebesar
32% sampai dengan 34%. Proses pencampuran ini berlangsung kurang lebih selama
15 menit dengan suhu 35C.
Gambar 1. Proses Mixing
· Pressing atau Pengepresan
Selain adonan menjadi homogen, campuran
tersebut masuk ke dalam mesin pengepres adonan. Di dalam mesin pengepres,
adonan melalui beberapa roll press. Adonan akan mengalami peregangan pada saat
dipress dan terjadi relaksasi pada saat keluar dari roll press. Hal ini terjadi
beberapa kali pada saat melalui roll press sehingga terbentuk lembaran yang
lembut, homogen, elastik, dan tidak terputus dengan ketebalan tertentu. Tebal
lembaran yang dihasilkan bergantung dengan jenis mesin yang digunakan. Rataan
tebal lembaran yang dihasilkan adalah 1,12 – 1,18 mm.
Gambar 2. Proses Pressing
· Slitting atau Pembentukan
Untaian
Suatu proses pemotongan lembaran adonan
menjadi untaian mie dan kemudian siap dibentuk gelombang mie. Selanjutnya
untaian mie tersebut dilewatkan ke dalam suatu laluan berbentuk segi empat yang
disebut waving net, sehingga terbentuk gelombang mie yang merata dan terbagi
dalam beberapa jalur.
Gambar 3. Proses Slitting
· Steaming atau Pengukusan
Proses selanjutnya adalah proses pegukusan
untaian mie yang keluar dari slitter
secara kontinu dengan menggunakan istream box atau mesin yang memiliki
tekanan upa yang cukup tinggi dengan suhu tertentu. Proses pengukusan akan
berlangsung selama dua menit dengan suhu pemanasan ± 65oC. Tujuannya adalah
memasak mie mentah menjadi mie dengan sifat fisik padat. Dalam proses steaming
ini akan terjadi proses gelatinisasi pati dan koagulasi gluten, yang
menyebabkan gelombang mie bersifat tetap dan memiliki tekstur lembut, lunak,
elastis, dan terlindungi dari penyerapan minyak yang terlalu banyak pada proses
penggorengan atau frying.
Gambar 4. Steaming
· Cutting and Folder atau Pemotongan dan Pencetakan
Pemotongan dan pencetakan adalah suatu
proses memotong lajur mie pada ukuran tertentu dan melipat menjadi dua bagian
sama panjang, kemudian mendistribusikannya ke mangkok penggorengan. Mie
dipotong dengan menggunakan alat berupa pisau yang berputar.
Gambar 5. Cutting and Folder
· Frying atau Penggorengan
Proses penggorengan adalah suatu proses
merapikan mie didalam mangkok pengorengan, kemudian merendamnya di dalam media
penghantar panas. Dalam hal ini minyak olein atau minyak goreng pada suhu
tertentu dalam waktu tertentu. Tujuan dari proses penggorengan adalah untuk
mengurangi kadar air dalam mie dan pemantapan pati tergelatinisasi. Kadar air
setelah penggorengan adalah 4% sehingga mie menjadi matang, kaku dan awet.
Gambar 6. Frying
· Cooling atau Pendinginan
Ruangan pendingin mie adalah ruangan atau
lorong yang terdiri dari sejumlah kipas untuk menghembuskan udara segar ke
mie-mie yang dilewatkan dalam ruangan tersebut. Tujuan proses pendinginan
adalah untuk mendinginkan mie panas yang keluar dari proses penggorengan hingga
diperoleh suhu ± 30°C sebelum dikemas dengan etiket. Dengan diperolehnya suhu
mie yang rendah sebelum dikemas maka mie akan lebih awet untuk disimpan dalam
etiket selama beberapa waktu dan menghindari penguapan air yang kemudian
menempel pada permukaan bagian dalam etiket yang dapat menyebabkan timbulnya
jamur. Lamanya proses pendinginan adalah kurang lebih dua menit.
Gamber 7. Cooling
Secara Sistematis alur proses produksi mie
instan dapat dilihat pada diagram berikut.
Gambar 8. Diagram Alur Produksi Mie Instan
Sumber daya yang terlibat dalam proses
produksi pembuatan mie instan ini tidak terlalu membutuhkan sumber daya manusia
yang terlalu banyak karena pengerjaan produksi dilakukan oleh teknologi mesin
sehingga SDM yang dibutuhkan pada proses produksi sebatas pengawas jalannya
produksi.
Karakteristik perusahaan dalam melakukan
kegiatan produksi yang dimiliki PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. yakni
bersifat mass production, yaitu jenis barang yang diproduksi relatif sedikit
tetapi dengan volume produksi yang besar, permintaan produk tetap/stabil
demikian juga desain produk jarang sekali berubah bentuk dalam jangka waktu
pendek atau menengah.
3.1.1.
Bahan Baku (Input) PT. Indofood CBP Sukses Makmur
3.1.1.1.
Bahan Baku Utama
Divisi Noodle, PT ISM, Tbk menggunakan
beberapa bahan baku dalam pembuatan mie instan. Bahan baku yang digunakan
didatangkan dari beberapa perusahaan yang telah memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan oleh perusahaan. Adapun bahan baku tersebut adalah :
· Tepung Terigu
Tepung terigu diperoleh dari biji gandum
yang digiling. Fungsi tepung terigu dalam pembuatan mie instan, antara lain
memberi atau membentuk adonan selama proses pencampuran, menarik atau mengikat
bahan lain dan mendistribusikan secara merata, mengikat gas selama proses
penggorengan, membentuk struktur mie instan, serta sebagai sumber karbohidrat
dan protein.
Divisi Noodle, PT ISM, Tbk menggunakan
tiga jenis tepung terigu sebagai bahan baku utama, yaitu strong flour (tepung
keras cap Cakra Kembar), medium flour (tepung setengah keras cap Segitiga Biru)
dan soft flour (tepung lunak cap Segitiga Hijau). Ketiga jenis tepung tersebut
bukan dianggap kelas-kelas mutu tepung, tetapi mempunyai klasifikasi khusus
sehingga akan disesuaikan untuk tujuan penggunaan berbeda. Ketiga jenis tepung
tersebut sudah mengandung telur sehingga mempunyai kadar protein tertentu. Hal
ini dimaksudkan untuk memudahkan penanganan dalam proses pembuatan mie instan.
Adapun standar bahan baku tepung terigu dapat terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Standar Bahan Baku Tepung Terigu
No
|
Jenis Tepung
|
PH
|
Kadar Air (%)
|
Gluten (%)
|
Protein (%)
|
1
|
Cakra Kembar
|
5,5-6,8
|
14,5 (max)
|
31 (min)
|
13
|
2
|
Segitiga Biru
|
5,5-6,8
|
14 (max)
|
25 (min)
|
10,5-11,5
|
3
|
Segitiga Hijau
|
5,5-6,8
|
14 (max)
|
21 (min)
|
9
|
Tepung terigu cap Cakra Kembar adalah
terigu yang bermutu paling baik untuk pembuatan roti dan mie karena memiliki
kandungan protein yang paling tinggi, yaitu sebesar 13 % yang dihasilkan dari
100% hard wheat.
· Tepung Tapioka
Tepung tapioka digunakan untuk membentuk
tekstur mie menjadi lebih keras, sehingga adonan mudah dibentuk sesuai dengan
yang diinginkan. Tepung tapioka yang baik digunakan untuk pembuatan mie instan
adalah memiliki pH 4-8 dan kadar pati
80%. Tepung tapioka ini diperoleh dari perusahaan Darma Grindo, Lampung. Tepung
tapioka ini dikemas dalam karung dengan berat per karung 50 kg.
3.1.1.2.
Bahan Baku Penunjang
· Air
Air digunakan untuk membentuk tekstur
adonan dan gluten, mengkontrol kepadatan dan suhu adonan, melarutkan garam dan
bahan-bahan tambahan lainnya, sehingga bahan-bahan tersebut dapat tersebar
secara merata dalam adonan. Air yang digunakan harus air bersih, baik secara
kimiawi maupun mikro biologis dan berasal dari Perusahaan Air Minum (PAM).
· Alkali
Alkali merupakan campuran dari zat
antioksidan, pengemulsi, pengatur keasaman, pengental, pengembang, pewarna,
mineral dan penguat rasa yang aman untuk dikonsumsi dan berfungsi untuk membuat
bentuk, warna, rasa dan mutu mie instan lebih baik.
Identifikasi kebutuhan bahan baku adalah
penentuan jumlah bahan baku yang diperlukan untuk produksi mendatang.
Identifikasi tersebut dilakukan berdasarkan perkiraan penjualan produk mie
instan yang dihasilkan perusahaan dan pemakaian bahan baku pada periode
sebelumnya.
3.1.1.3.
Pemasok Bahan Baku
PT. Indofood Sukses Makmur TBK Pontianakbekerja
sama dengan beberapa pemasok (supplier) yang ditunjuk untuk pengadaan bahan
baku (raw material) dan bahan pendukung lainnya. Adapun supplier-supplier yang
ditunjuk untuk pengadaan bahan baku dan bahan pendukung produksi mie instan
dapat dilihat dibawah ini.
Tabel 2 Supplier Raw Material
No
|
Material
|
Supplier
|
Lokasi
|
1
|
Tepung Terigu
|
Bogasari Flour Mills
|
Jakarta
|
2
|
Minyak goreng
|
Salim Ivomas
|
Jakarta
|
3
|
Bumbu
|
PT. Food Ingredient Development
|
Cikampek
|
4
|
Karton Packing
|
Raci Pack
|
Jakarta
|
Puri Nusa
|
Bandung
|
||
5
|
Etiket
|
Supermova
|
Jakarta
|
Prima Makmur
|
|||
Respati
|
|||
Cipta Kemas Abadi
|
Sistem pembelian dan penerimaan bahan baku
pada Divisi Noodle, PT ISM, Tbk melibatkan beberapa pihak yang saling
berkepentingan menurut fungsinya dalam perusahaan, yaitu Departemen ASP, PPIC,
Purchasing (Pembelian), Ware House (Gudang), PDQC dan Finance and Accounting.
Ke enam bagian ini memegang peranan penting dalam pengadaan bahan baku baik
secara langsung maupun tidak langsung, sehingga produksi dapat berlangsung
karena ketersediaan bahan baku tersebut.
3.1.1.4.
Sistem Persediaan Bahan Baku
Penyimpanan bahan baku berada pada
wewenang Departemen Warehouse (Gudang). Dalam manajemen gudang bahan baku
Divisi Noodle , PT. ISM, Tbk terdapat penanganan bahan baku, yaitu :
· Penerimaan
Sebelum masuk gudang, bagian penerimaan
barang digudang akan mengontrol jumlah yang diterima berdasarkan pesanan
(Purcashe Order) dan selanjutnya Departemen Quality Control akan mengambil
contoh untuk memeriksa mutu yang telah ditetapkan. Perhitungan jumlah bahan
baku tepung terigu dan tepung tapioka akan disesuaikan dengan standar yang telah
ditetapkan oleh Divisi Noodle, PT ISM, Tbk. Tepung tapioka mempunyai berat 50
kg per zak, dan perusahaan telah memperhitungkan rendemen, sehingga berat per
zak 49,85 kg. Sedangkan untuk tepung terigu, berat per zaknya 25 kg dan
perusahaan juga telah memperhitungkan rendemennya sehingga berat per zak
24,55-24,85 kg.
· Penyusunan
Kegiatan pengeluaran bahan baku untuk
jenis tepung dilakukan dengan cara diangkat oleh kuli angkut. Setelah bahan
baku diturunkan dari truk atau kontainer, bahan baku terlebih dahulu ditumpuk
secara bersilang agar saling mengunci antar satu lapisan dengan lapisan lainnya
di atas palet, sehingga bahan baku tidak terkontak langsung dengan lantai.
Tinggi tumpukan maksimal tepung adalah 10 zak per palet.
· Pengeluaran
Bahan baku yang dikeluarkan mengikuti
sistem First In First Out (FIFO) yaitu bahan baku yang pertama masuk ke gudang
dikeluarkan lebih dahulu dari gudang untuk proses produksi. Hal ini berkaitan
dengan sifat bahan baku yang mempunyai batas kadaluarsa dan kerugian akibat penyimpanan
yang terlalu lama. Bahan baku tepung terigu mempunyai batas penyimpanan di
gudang bahan baku, yaitu satu bulan. Pada cuaca panas, penyimpanan melebihi
satu bulan akan menimbulkan kutu pada tepung terigu.
3.1.2.
Output Produksi PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. divisi
noodle merupakan salah satu cabang perusahaan yang dimiliki Salim Group yang
memproduksi mie instan. Jenis produk mie instant yang dihasilkan oleh PT
Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk Pontianak dapat dilihat pada Tabel 3 berikut
ini:
Tabel 3 Produk yang Dihasilkan PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk
NO
|
PRODUK
|
JUMLAH VARIAN RASA
|
1
|
Indomie
|
8
|
2
|
Indomie Spesial
|
2
|
3
|
Indomie vegan
|
2
|
4
|
Indomie Regional Flavor
|
11
|
5
|
Indomie Kriuk
|
3
|
6
|
Indomie Jumbo
|
2
|
7
|
Indomie SQN
|
6
|
8
|
Indomie Paket
|
4
|
9
|
Supermie Reguler
|
4
|
10
|
Supermie Sedaaap
|
3
|
11
|
Supermie Go Series
|
3
|
12
|
Sarimi
|
6
|
13
|
Sarimi Extra Besar
|
6
|
14
|
Sakura
|
6
|
15
|
Intermi
|
1
|
16
|
POP Mie
|
15
|
17
|
Mie Telor
|
2
|
18
|
Anak Mas
|
2
|
19
|
POP Bihun Spesial
|
4
|
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
memiliki orientasi pasar, dimana produksi yang dilakukan oleh perusahaan
disesuaikan dengan permintaan pasar. Perusahaan selalu berusaha memenuhi
kebutuhan konsumen, baik dalam kuantitas maupun kualitas produk. Oleh karena itu,
perusahaan selalu mengembangkan inovasi guna memenuhi kepuasan pelanggan,
khususnya selera konsumen.
Produk yang dihasilkan PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk. divisi mi instan terdiri dari 2 kelompok besar yaitu :
1.
Bag Noodle, yaitu mie instan dalam kemasan
bungkus; dan
2.
Mie telor, yaitu mi yang dalam proses
pembuatannya tidak digoreng melainkan dikeringkan.
Pengemasan mie adalah proses penyatuan dan pembungkusan mie, bumbu, minyak
bumbu dan solid ingredient lainya dengan menggunakan etiket sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan. Tujuan dari proses pengemasan adalah untuk melindungi
mie dari kemungkinan-kemungkinan tercemar atau rusak sehingga mie tidak
mengalami penurunan mutu ketika sampai kepada konsumen. Setelah dikemas,
selanjutnya mie tersebut akan dimasukkan ke dalam karton. Setelah mie
dimasukkan ke dalam karton seluruhnya, karton akan direkatkan dan kemudian
menuju gudang untuk disalurkan.
3.2.
Materi
Yang Diamati
3.2.1.
Mesin
Mixer
Mixer
merupakan
salah satu alat pencampur dalam sistem emulsi sehingga menghasilkan suatu
dispersi yang seragam atau homogen dan meiliki penyebaran yang sempurna. Prinsip pencampuran
didasarkan pada peningkatan pengacakan dan distribusi dua atau lebih komponen
yang mempunyai sifat yang berbeda. Pencampuran dapat dikarakterisasi dari waktu
yang dibutuhkan, keadaan produk atau bahkan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk
melakukan pencampuran.
Berdasarkan sifat dari
bahannya pencampuran bahan dapat dibedakan atas pemcampuran bahan cair, bahan
viskos, dan pencampuran bahan padat.
Pencampuran bahan padat
seperti tepung memiliki karakteristik yang hampir sama dengan bahan cair yaitu
memenuhi ruang, ada aliran bahan ke pengaduk, tidak memerlukan gaya gunting
yang besar dan tenaga yang diperlukan relatif kecil. Tetapi pada bahan yang
padat aliran bahan ke pengaduk bukan karena sendirinya tetapi ada gaya yang
diberikan oleh pengaduk tersebut. Pencampuran bahan padat berguna untuk
mencampur bahan yang meiliki sifat berbeda dan dapat diproses pada saat yang
bersamaan, hal ini juga dilakukan untuk merubah fisik dari bahan tepung
tersebut, dan juga merubah karakteristik bahan tersebut baik dari rasa dan
baunya.
Gambar
8. Mesin Mixer
3.2.2.
Bioler
Batubara
Boiler atau ketel uap adalah
suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk mengubah air menjadi uap. Proses
perubahan air menjadi uap terjadi dengan memanaskan air yang berada didalam
pipa-pipa dengan memanfaatkan panas dari hasil pembakaran bahan bakar.
Pembakaran dilakukan secara kontinyu didalam ruang bakar dengan mengalirkan
bahan bakar dan udara dari luar. Seperti kebanyakan boiler yang anda kenal,
mesin ini terdiri dari bejana sebagai alat untuk memproduksi uap dan dengan
segala peralatan pembantu operasi dan alat-alat proteksinya.
Perdaan utama adalah pada sumber
panasnya yaitu biasanya boiler menggunakan minyak atau gas sebagai bahan bakar
tetapi dalam pebahasan kali ini saya akan menguraikan tentang boiler dengan
bahan bakar yang menggunakan batu bara, yang mana diperlukan
perangkat-perangkat pendukung untuk memaksimalkan penggunaan boiler batu bara
ini, seperti Chain grate stoker, Ash Conveyor, Grit Arrester dan ID fan dll
berikut penguraian dari perangkat-perangkat atau alat-alat pendukung
pengoprasian boiler batu bara
Gambar 9. Boiler
Batubara
3.2.3.
Mesin
Rool Press
Mesin Press Roller
merupakan salah satu bagian dari mesin produksi mi. Mesin ini digunakan pada
proses Pressing dan slitting. Pressing merupakan
proses dimana adonan di bentuk menjadi lembaran-lembaran mi melalui beberapa
rool sheet sampai tercapai ketebalan tertentu. Sedangkan slitting
merupakan proses pembentukan lembaran adonan menjadi untaian-untaian mi
bergelombang. Tujuan pressing adalah membentuk struktur gluten dengan arah yang
sama secara merata sehingga lembaran adonan menjadi lembut dan elastis atau
sering disebut dengan proses pembentukan tekstur mi.
Gambar 10. Mesin
Rool Press
3.3.
Lingkup
Kegiatan
Adapun lingkup
kerja di PT.Indofood setiap minggunya bermacam-macam seperti, saya melakukan
perawatan mesin produksi, membersihkan mesin rool press dari sisa tepung untuk pembuatan mie yang biasa menempel
di sela-sela mesin, dan perbaikan penerangan di ruang produksi. Saya selain
melakukan instalasi penerangan, saya juga mendapatkan ilmu baru yang tidak saya
dapat di perkuliahan, seperti belajar las dan bubut. Saya membuat paking atau
paken yang biasa digunakan untuk sambungan pipa besi agar tidak terjadi
kebocoran pada sambungan pipa. Melakukan service ac, seperti mengisi gas preon
untuk ac, dalam negisi gas preon ac, arus masuk dan keluar harus sama, untuk
mengukurnya bisa menggunakan tang ampere.
Selain itu saya juga melepaskan evaporator. Evaporator adalah sebuah alat yang
berfungsi mengubah sebagiana atau keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah
larutan dari bentuk cair menjadi uap. Pada minggu selanjutnya saya melakukan service mesin mixer seperti mengganti motor dan gear box pada mixer, dari situlah saya tertarik untuk mengambil
tugas mesin mixer untuk seminar Praktek kerja Industri.
3.4.
Tugas
Selama Praktek
3.4.1.
Pengertian
Mixer
Mixer
merupakan
salah satu alat pencampur dalam sistem emulsi sehingga menghasilkan suatu
dispersi yang seragam atau homogen dan meiliki penyebaran yang sempurna. Prinsip pencampuran
didasarkan pada peningkatan pengacakan dan distribusi dua atau lebih komponen
yang mempunyai sifat yang berbeda. Pencampuran dapat dikarakterisasi dari waktu
yang dibutuhkan, keadaan produk atau bahkan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk
melakukan pencampuran.
Berdasarkan
sifat dari bahannya pencampuran bahan dapat dibedakan atas pemcampuran bahan cair,
bahan viskos, dan pencampuran bahan padat.
Pencampuran
bahan padat seperti tepung memiliki karakteristik yang hampir sama dengan bahan
cair yaitu memenuhi ruang, ada aliran bahan ke pengaduk, tidak memerlukan gaya
gunting yang besar dan tenaga yang diperlukan relatif kecil. Tetapi pada bahan
yang padat aliran bahan ke pengaduk bukan karena sendirinya tetapi ada gaya
yang diberikan oleh pengaduk tersebut. Pencampuran bahan padat berguna untuk
mencampur bahan yang meiliki sifat berbeda dan dapat diproses pada saat yang
bersamaan, hal ini juga dilakukan untuk merubah fisik dari bahan tepung
tersebut, dan juga merubah karakteristik bahan tersebut baik dari rasa dan
baunya.
3.4.2.
Klasifikasi
Mixer
a) Damper
adalah alat yang berfungsi sebagai pintu untuk menurunkan adonan tepung yang
sudah homogen menuju ke bak fedder
untuk melakukan proses pressing
b) Hopper adalah komponen yang digunakan untuk pemisah
dan penyortiran pada tepung atau sebagai pengayak tepung agar hanya tepung yang
halus dan bersih saja yang akan masuk ke dalam mesin mixer.
c) Cinveyor
adalah suatu sistem yang berfungsi untuk meminndahkan atau menyedot tepung dari
hopper yang langsung menuju ke mixer.
d) Valve
adalah sebuah perangkat yang mengatur, mengarahkan atau mengontrol aliran air
alkali dari tangki induk menuju ke wighing
tank
e) Weighing Tank adalah
sebuah alat untuk menampung air alkali yang di suplai dari tangki induk alkali
f) Blade Mixer adalah
alat sejenis baling-baling yang berfungsi untuk mencampur adonan dan bumbu-
bumbu agar tercampur rata atau homogen.
3.4.3.
Cara Mengoperasikan Mixer
Dengan
asumsi telah tersedianya:
a) bahan
baku utama
b) air
larutan alkali
c) suplai
listrik
1. Naikkan
semua no fuse breaker (NFB) maka
lampu power panel menyala. Tekan
tombol ON start preperation, kemudian
dumper akan menutup dan setelah 2
detik lock bekerja
2. Isi
tepung terigu ke dalam mesin hopper sebanyak
10 zak. Tekan tombol ON start untuk
melakukan proses pegayakan pada mesin hopper,
tekan tombol push button ON screw conveyor untuk menyedot terigu
dari hopper dan tekan tombol OFF screw conveyor terigu sudah habis,
kemudian:
a) Putar
selector switch discharge ke posisi
ON
b) Putar
selector switch scale up ke posisi ON
c) Putar
selector switch mixer ke posisi auto
3. Tekan
push button 4 ( pada gambar), maka
motor pada mixer akan bekerja, dalam
waktu bersamaan T1(timer 1) bekerja
untuk menentukan mixing time selama
kurang lebih 15 menit
4. T11 (Timer 11) juga
akan bekerja selama 2 menit untuk menghidupkan gear pump guna mengisi air larutan alkali ke weighing tank sampai mengenai electrode
water level switch dibagian atas
5. Kemudian
setelah air alkali mengenai electrode
water level, T11 akan off dan
dilanjutkan oleh T12 bekerja selama 4 menit untuk memerintahkan air alkali
turun ke mixer melalui pinch valve.
6. Setelah
T1 telah mencapai 15 menit, maka adonan siap diturunkan dan melalui T2 maka T1 akana off, dan 0,2 detik kemudian T4 akan bekerja dan melepas kunci dumper.
7. Stelah
kunci dumper melepas kemudian T4 off dan dilanjutkan dengan T5 yang akan bekerja selama 2 detik
untuk membuka dumper mixer.
8. Setelah
dumper terbuka maka T5 akan off dan dilanjutkanoleh T2 ON selama 10
detik untuk memerintahkan dumper
menutup kembali.
9. Setelah
dumper menutup maka T2 off dan dilanjutkan oleh T3 ON selama 1
detik untuk memerintahkan kunci bekerja.
3.4.4.
Fungsi
Timer pada mixer
3.4.5.
Hal-hal
yang harus di perhatikan pada mixer
1. Arah
putaran blade tidak terbalik ( lihat
gambar)
2. Operator
mixer dilarang meninggalkan adonan
dalam mixer lebih dari 5 menit
3. Cara-cara
menjalankan mixer sewaktu tiba-tiba
listriknya mati sedangkan adonan masih dalam proses mixing; maka setelah listrik hidup kembali, agar dapat dilakukan start dan stop sedikit demi sedikit sampai dengan putaran blade terlihat ringan. Jangan
sekali-kali menghidupkan blade mixer
sekaligus karen akan dapat mengakibatkan pada blade mixer menjadi bengkokbahkan ada yang patah.
4. Seandainya
terjadi kelebihan terigu pada mixer
yang dikarenakan operator lupa memindahkan selang flexible pada output screw
conveyor, dan langsung ditambahkan air larutan alkali, perlakuan ini tidak
benar. Jangan sekali-kali dipaksakan mixer
diberi beban yang berlebihan karena akan berdampak ke mekanisme di transmisi mixer dapat rusak dan motor akan over load
Gambar
11. Blade Mixer dan Mesin Mixer tampak atas
3.4.6.
Cara Setting
Blade
seandainya
haabis melakukan over hold
(penggantian blade yang patah dengan
yang baru) dan sebelum menyambung pada chain
coupling, maka yang harus di perhatikan dan sebagai patokan adalah:
Sudut
antara salah satu blade dengan blade yang
disebelahnya, karena jika pemasangan chain
coupling semarangan tidak berpatokan pada keterangan atau petunjuk diatas
maka akan dapat terjadi tamrakan diantara kedua blade.
Blade
di bagian ujung mixer posisinya harus
diperhatikan yaitu sisi tajam harus searah putaran mixer.
Gambar
12. Cara Seting Blade Mixer
3.4.7.
Cara setting
air cylinder lock mixer
Cara
setting ini sangat penting karena setting yang tidak tepat akan berdampak
ke terigu tumpah keluar sebelum waktunya. Apabila tekanan angin yang kurang
dengan tiba-tiba.
Berikut
ini cara setting air cylinder lock (lihat
gambar).
Gambar
13. Cara setting air sylinder lock
Dengan
memberikan udara bertekanan pada satu sisi permukaan piston, sisi yang lain
terbuka ke atmosfir. Silinder hanya bisa memberikan gaya kerja ke satu arah. Gerakan piston kembali masuk diberikan oleh
gaya pegas yang ada didalam silinder direncanakan hanya untuk mengembalikan
silinder pada posisi awal dengan alasan agar kecepatan kembali tinggi pada
kondisi tanpa beban.
3.4.8.
Komponen Yang Ada Pada Mixer
Motor
penggerak mixer = 7,5 kw
Isi gear box :
-
Gigi nylon warna biru muda = M6 x 55 z MC nylon
-
Gigi besi = M6 x 55 z
-
Gigi spur
gear kecil = M6 x 15
z
-
Timming
pulley motor =
M18 x 14 z
-
Timming
pulley gear box =
M18 x 84 z
-
Timming
belt = 570 II
-
Bearing AS NO = UC 310
-
Untuk dumper = type=SD 1008 200 A.B
-
Untuk lock atau kunci =
4 buah
-
Jumlah baling-baling = 8 buah type = CDO.2 B 40 merk SMC
-
Rpm baling-baling = 68 buah
-
Penyetelan baling-baling =
-
Bearing
= 6310 /
6309 z
3.4.9.
Gangguan-gangguan
Pada Mixer
Gangguan-
gangguan yang terjadi pada mesin mixer adalah:
·
overload
pada
motor conveyor. Overload terjadi
dikarenakan adanya beban lebih dan karena tepung yang basah pada saat conveyor menyedot tepung atau pada saat
menyedot tepung spiral pada conveyor bengkok
membuat motor tidak berputar.
·
Over
Load pada mixer
disebabkan mixer terlalu diberikan
beban yang berlebihan karena akan berdampak ke mekanisme di transmisi mixer.
·
Conveyor
yang
bengkok disebabkan pada saat menyedot tepung ke mixer, conveyor menyedot tepung yang basah dan sudah menjadi keras.
·
Blade
mixer bengkok atau patah yang diakibatkan karena saat
listrik padam dan kemudian hidup kembali, blade
mixer di nyalakan secara sekaligus.
Cara
Mengatasinya
·
Untuk motor yang rusak dibawa keluar
pabrik untuk di sevice di tempat lain,
agar mesin mixer tetap bekerja motor
diganti dengan yang baru, dikarenakan keterbatasan alat untuk menggulung kawat
elmail.
·
Dengan memperbaiki spiral conveyor di ruang workshop dengan alat dan bahan yang sudah tersedia. Agar conveyor tidak terjadi masalah tersebut,
oparator harus mengecek keseluruhan bagian mesin sebelum proses mixing dilakukan.
·
Agar blade
mixer tidak bengkok atau patah, mixer
harus dilakukakn proses start dan stop sedikit demi sedikit, sampai dengan
putaran blade terlihat ringan.
BAB
IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Mixer
merupakan
salah satu alat pencampur dalam sistem emulsi sehingga menghasilkan suatu
dispersi yang seragam atau homogen dan meiliki penyebaran yang sempurna. Prinsip pencampuran
didasarkan pada peningkatan pengacakan dan distribusi dua atau lebih komponen
yang mempunyai sifat yang berbeda. Pencampuran dapat dikarakterisasi dari waktu
yang dibutuhkan, keadaan produk atau bahkan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk
melakukan pencampuran.
Jika
terjadi kelebihan terigu pada mixer
yang dikarenakan operator lupa memindahkan selang flexible pada output screw
conveyor, dan langsung ditambahkan air larutan alkali, perlakuan ini tidak
benar. Jangan sekali-kali dipaksakan mixer
diberi beban yang berlebihan karena akan berdampak ke mekanisme di transmisi mixer dapat rusak dan motor akan over load.
Untuk
khusus di sistem produksi dibagian mixer,
operator perlu bekerja dengan hati-hati dan teliti agar tidak terjadi kesalahan
yang fatal. Tetapi hal ini tidak perlu dicemaskan dikarenakan pada setiap
kesalahan atau kerusakan semua dapat diatasi dan diperbaiki sesuai dengan tata
cara perbaikan yang telah ada.
4.2.
Saran
Berdasarkan
apa yang telah penulis lalui selama tujuh minggu di PT. Indofood CBP Sukses
Makmur, Tbk Cabang Pontianak, penulis mempunyai beberapa usulan yang disarankan
bagi kebaikan segala pihak yang terkait dengan praktek kerja lapangan ini,
yakni :
1.
Perlunya saling berkomunikasi antara mahasiswa PKL
dengan pihak yang menjadi sasaran latihan demi terjalinnya kerja sama yang baik
dan antara mahasiswa PKL dengan Dosen Pembimbing.
2.
Mahasiswa harus mempersiapkan diri sebelum dan selama
melaksanakan PKL, sehingga apa yang dipelajari waktu kuliah dapat diaplikasikan
di tempat pelaksanaan praktek. Terkait hal ini seorang mahasiswa hendaknya
menguasai satu bidang secara mendalam. Sehingga dalam dunia kerja, ia mempunyai
satu kemampuan yang matang dan dikuasai, serta mampu bersaing dengan baik.
3.
Untuk mahasiswa yang PKL selanjutnya, sebelum
melaksanakan kegiatan PKL, kita perlu melakukan observasi tempat PKL dan
mengetahui bagaimana sistem aturan yang ada di Perusahaan atau Industri
tersebut.
Komentar
Posting Komentar