Langsung ke konten utama

Laporan PKL yang udah di refisi

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk
Jl. Wajok Hulu Km. 10,7 Siantan, Pontianak 78351
Kalimantan Barat, Indonesia


Disusun Oleh:
Restu Budy Prasetyo
NIM 3201203027


PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerahnya dapat mengikuti Praktek Kerja Lapangan pada semester 5 dan dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini yang berjudul Mesin Mixer pada tepat waktu.
Adapun laporan ini merupakan hasil pengamatan dan kegiatan selama masa Praktek Kerja Lapangan. Dari penulisan laporan ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang luas dalam mempersiapkan diri di dunia kerja.
Dalam menyusun laporan ini, saya mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik dalam praktek lapangan, pengumpulan data, maupun saat penulisan. Untuk itu pada kesempatan ini, saya tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak tersebut, yaitu:
1.    Kedua orang tua saya yang telah memberi do’a dan dukungan selama ini
2.    Ketua Jurusan Teknik Elektro, H. Irawan Suharto,MT
3.    Ketua Program Studi Teknik Listrik, Ruskardi,MT
4.    Dosen Pembimbing Praktek Kerja Lapangan, Wahyu Widodo,MT
5.    Koordinator Praktek Kerja Lapangan, Dwi Harjono,MT
6.    Pembimbing dilapangan, Mantep Sugiarto
7.    Para teknisi di Tempat Praktek Kerja Lapangan
8.    Rekan-rekan Praktek Kerja lapangan
9.    Dan teman-teman yang telah membantu menganalisa dalam menyusun laporan Praktek Kerja Lapangan
Saya menyadari masih ada kekurangan atau kesalahan dalam penulisan laporan ini, maka dari itu saya meminta saran yang membangun dari semua pihak untuk perbaikan dan penyempurnaan.
Akhir kata, saya berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan memberikan pangangan positif untuk meningkatkan pengetahuan, Amin.

                                                                                    Pontianak, Oktober 2014

                                                                                      Restu Budy Prasetyo
            NIM : 3201203027


DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR...............................................................................         i
DAFTAR ISI..............................................................................................          ii
BAB 1. PENDAHULUAN........................................................................          1
1.1    Latar Belakang Prakerin..............................................................          1
1.2    Tujuan Praktik Kerja Lapangan..................................................           2
1.3    Manfaat Praktik Kerja Lapangan................................................           3
BAB 2. PENGENALAN PERUSAHAAN............................................            4
2.1    Sejarah Singkat Perusahaan.......................................................            4
2.2    Struktur Organisasi....................................................................            6
2.3    Pelaksanaan Disiplin Kerja........................................................            8
BAB 3. KEGIATAN YANG DILAKUKAN........................................            9
3.1    Gambar Umum Proses Produksi................................................            9
3.1.1. Bahan Baku (Input) PT.Indofood CBP Sukses Makmur...            15
3.1.1.1.  Bahan Baku Utama......................................................           15
3.1.1.2.  Bahan Baku Penunjang................................................           17
3.1.1.3.  Pemasok Bahan Baku..................................................            17
3.1.1.4.  Sistem Persediaan Bahan Baku....................................           19
3.1.2.  Output Produksi PT.Indofood CBP Sukses Makmur,Tbk..           20
3.2    Materri Yang Diminati................................................................           23
3.2.1. Mesin mixer.........................................................................           23
3.2.2. Boiler Batubara....................................................................           24
3.2.3. Mesin Rool Press.................................................................           25
3.3    Lingkup Kegiatan........................................................................          25
3.4    Tugas Selama Praktek..................................................................          26
3.4.1. Pengertian Mixer...................................................................          26
3.4.2. Klasifikasi Mixer..................................................................           27
3.4.3. Cara Mengperasikan Mixer..................................................           27
3.4.4. Fungsi Timer Pada Mixer.....................................................          29
3.4.5. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Pada Mixer.....................          30
3.4.6. Cara Setting Blade................................................................          31
3.4.7. Cara Setting Air Cylinder Lock Mixer.................................            32
3.4.8. Komponen yang ada pada Mixer........................................            33
3.4.9. Gangguan-gangguan Pada Mixer.........................................          34
BAB 4. PENUTUP...................................................................................            35
4.1    Kesimpulan................................................................................            35
4.2    Saran .........................................................................................            35
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................            37
LAMPIRAN.............................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN


1.1.            Latar Belakang Prakerin
            Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah salah satu bagian dari program Pendidikan Sistem Ganda, dilaksanakan untuk mendapat pengalaman kerja nyata di industri. Program ini merupakan perwujudan dari kebijakan “Link and Match” antara pendidikan di kampus dan tuntunan kebutuhan industri. Program Pendidikan Sistem Ganda sangat dibutuhkan dalam penguasaan kopetensi dan pembentukan sikap profesi mahasiswa seperti tercermin dalam tujuan pendidikan dan pelatihan di Politeknik Negeri Pontianak yaitu pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di kampus terutama bertujuan untuk membekali peserta diklat mengembangkan pepribadian, potensi akademik, dan dasar-dasar keahlian yang kuat dan benar melalui pembelajaran program normatif, adaftif, dan produktif.
Dan menurut Undang-Undang Nomor 2 / 1989 tentang Sistem pendidikan Nasional, dan peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 1992 tentang Peranan masyarakat Dalam Pendidikan Nasional, dan berikut merupakan dasar hukum:
1. GBHN tahun 1993;
2. Undang –Undang Sistem Pendidikan Nasional : Bab IV ,Pasal 10 (1);
3. Undang –Undang Sistem Pendidikan Nasional : Bab VIII, Pasal 33;
4. Undang –Undang Sistem Pendidikan Nasional : Bab XII Pasal 47 (1);
5. Peraturan Pemerintah No.29, Bab XI, Pasal 29 (1);
6. Peraturan Pemerintah No.39, Bab III, Pasal 4 (8);
7. Peraturan Pemerintah No.39, Bab VI, Pasal 8 (2);
8. Peraturan Pemerintah No.39, Bab VI, Pasal 10 ;
9. Peraturan Pemerintah No.29, Bab XIII, Pasal 32 (2);
10. Kep. Mendikbud No. 0490/U/1992, Pasal 33;
11. Kep. Mendikbud No.080/U/1993.
1.2.            Tujuan Praktik Kerja Lapangan
            Dalam melakukan Praktik Kerja Lapangan ( PKL ) pendidikan dan pelatihan di dunia kerja oleh Politeknik Negeri Pontianak memiliki tujuan umum dan tujuan khusus yakni:

-          Tujuan umum:
Agar mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan proses pelaksanaan suatu kegiatan proyek atau industri kontruksi sehingga memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas sehingga dapat mempersiapkan diri dalam mengisi kebutuhan pada dunia industri.

-          Tujuan khusus:
1.        Meningkatkan potensi mahasiswa dalam dunia kerja Industri.
2.        Memberikan pengalaman kerja yang sesungguhnya agar peserta menguasai kopetensi keahlian produktif yang standar.
3.        Menginternalisasi sikap nilai dan budaya industri yang berorientasi kepada standar mutu, nilai-nilai ekonomi dan jiwa kewirausahaan, serta membentuk etos kerja yang produktif, dan kompetitif.
4.        Sebagai latihan untuk membiasakan diri siswa membuat tulisan berupa laporan akhir pelaksanaan praktik kerja industri.







1.3.            Manfaat Praktik Kerja Lapangan
                        Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) dilaksanakan oleh Politeknik Negeri Pontianak adalah  dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1.         Bagi mahasiswa, dapat mempraktekkan ilmu di dunia Industri yang diberikan di sekolah dengan benar sehingga tujuan dari sistem ganda dapat terrealisasi dengan baik.
2.         Bagi dunia Industri, dapat memberikan secara tidak langsung bantuan tenaga dalam pekerjaan yang ada dunia industri.
3.         Bagi Politeknik, dapat mempromosikan dan memperkenal kan Politeknik Negeri Pontianak ke dunia kerja atau dunia Industri di Masyarakat luas bahwa Politeknik Negeri Pontianak mempunyai mahasiswa yang memiliki etos kerja yang bisa diperhitungkan dan memiliki harga jual di dunia industri.
4.         Selain itu membentuk mental dan motivasi mahasiswa Politeknik sebagai tenaga kerja yang siap kerja serta mampu mandiri serta berjiwa pekerja keras, jujur, bertanggung jawab serta ulet dalam bekerja.

 BAB II
PENGENALAN PERUSAHAAN

2.1.     Sejarah Berdirinya PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk
Mie instan yang diproduksi PT.Indofood berasal dari jepang. Seiring jatuhnya bom hirosima dan nagasaki di jepang, orang jepang bermigrasi ke indonesia.pada waktu itu pula, ada beberapa orang jepang yang membuat mie pertama kalinya.mie instan pertama kalinya di kenalkan oleh orang jepang yang bernama Monokukudo. Mie instan pertama kalinya di bawa ke indonesia sekitar tahun 1970-an. Mie pertama di kenal adalah mie rasa kaldu ayam.
Pada sekitar bulan juni pada tahun 1996 di bangunlah pabrik PT Indofood CBP Sukses Makmur di kota Pontianak.Tepatnya,pabrik PT.Indofood CBP Sukses Makmur terletak di jalan raya wajok hulu 10,7 km, kecamatan dan kabupaten mempawah.pabrik PT Indofood CBP sukses makmur didirikan oleh Lim Siong Hio. Sampai saat ini, terdapat 15 pabrik instant Noodle di indonesia.khususnya provinsi kalimatan, terdapat 2 pabrik, juga terdapat pada provinsi sumatera 5 pabrik di jawa terdapat 6 pabrik, dan di sulawesi terdapat 2 pabrik.
Tujuan didirikan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, Pontianak :
-             Karena adanya permintaan pasar yang cukup tinggi
-             Karena permintaanyang sangat banyak dari konsumen
 Dasar hukum pendirian perusahaan adalah berdasarkan pada PMDN ( Penanaman Modal Dalam Negeri)
Sarana dan prasarana penunjang kegiatan perusahaan seperti intrastruktur, surat izin, lokasi , dan sebagainya.

Pertimbangan memilih usaha :
-             Tempat yang strategis
-             Sarana dan prasarananya banyak/lengkap
-             Adanya Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA) yang cukup.
Visi dan misi yang ditunjukan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah realistik, spesifik, dan meyakinkan yang merupakan penggambaran citra, nilai, arah dan tujuan untuk masa depan perusahaan.
Visi
“Menjadi perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan pangan dengan produk bermutu, berkualitas, aman untuk dikonsumsi dan menjadi pemimpin di industri makanan”.
Misi
“Menjadi perusahaan transnasional yang dapat membawa nama Indonesia di bidang industri makanan”.


2.2.     Struktur Organisasi


a)      Technical Supervisor
Mempunyai tugas melakukan pengawasan tehadap kualitas, kuantitas dan waktu pelaksanaan pekerjaan, peneraparan manajemen konstruksi, monitoring dan evaluasi kemajuan pekerjaan dan menyiapkan dokumen atau data pelaksanaan pekerjaan.
b)      Admin Teknik
Mengisi data-data kepegawaian, pelaksanaan, asuransi tenaga kerja, menyimpan data-data kepegawaian karyawan dan pembayaran gaji serta tunjangan karyawan. Membuat laporan akutansi proyek dan menyelesaikan perpajakan serta retribusi.
c)      Section Supervisor
Bertugas membantu teknik supervisor menangani orang-orang yang memproduksi dan atau melakukan pelayanan, dan bertanggung jawab memerintahkan kepada karyawan bagian untuk melakukan suatu tugas tertentu.
d)     Teknik Field
Adalah teknisi yang bertugas untuk mengumpulkan semua data yang dibutuhkan dari lapangan dan tanggung jawab atas ketelitian hasil yang didapat.
e)      Teknik Workshop
Bertanggung jawab atas kelancaran operasional mekanis dan mesin-mesin dan peralatan produksi.
f)       Teknik PM Produksi
Bertugas sebagai desain dan pemelihan mesin (process engineering), desain peralatan-peralatan bantu(tools, jigs dan fixtures), estimasi biaya, sistem perawatan (maintenance) dan pengepakan (packaging). 
g)      Teknik PM Utility
Bertugas untuk menyediakan dukungan kualitas dalam menjaga dan mengoperasikan utilitas fasilitas untuk menjamin kelancaran kegiatan manufaktur di pabrik kami.


h)      Operator Boiler
Adalah orang yang mengawasi operasi meisn boiler dari sebuah pabrik industri. Dan operator boiler meiliki ruang kontrol sendiri. Umumnya operator ditugaskan untuk unit tertentu, dimana mereka bertanggung jawab untuk fungsi tertentu atau bidang peralatan, dan juga bertanggung jawab untuk mengawasi pekerjaan yang sedang dilakukan dengan cara yang aman.
i)        Operator RO
Adalah orang yang mengawasi operasi RO (Reverse Osmosis) adalah proses mengolah air asin atau payau menjadi air tawar atau sering dikenal dengan istilah desalinasi dari sebuah pabrik industri. Umumnya operator ditugaskan untuk unit tertentu, dimana mereka bertanggung jawab dalam proses penyulingan air bersih untuk fungsi boiler dan bagian produksi, dan juga bertanggung jawab untuk mengawasi pekerjaan yang sedang dilakukan dengan cara yang aman.
j)        Operator Genset
Adalah orang yang mengawasi operasi meisn genset dari sebuah pabrik industri. Umumnya operator ditugaskan untuk unit tertentu, dimana mereka bertanggung jawab untuk fungsi tertentu atau bidang peralatan, dan juga bertanggung jawab untuk mengawasi pekerjaan yang sedang dilakukan dengan cara yang aman.

2.3.     Pelaksanaan Deskripsi Kerja
Waktu pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk cabang Kalimantan Barat diselenggarakan selama 7 minggu, yang dimulai pada tanggal 1 September 2014 sampai dengan 17 Oktober 2014 dan dimulai pada pukul 08.00 pagi sampai dengan pukul 16.00 sore. Kegiatan dilaksanakan setiap hari kecuali hari minggu atau hari libur lainnya
Adapun yang dilakukan dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini adalah menerapkan semua yang kami pelajari pada proses belajar did perkuliahan kedalam suatu lingkungan industri untuk mengetahui dan merasakan kerja yang seungguhnya.
BAB III
KEGIATAN YANG DILAKUKAN

3.1.       Gambar Umum Proses Produksi
Proses pembuatan mie instan terdiri dari delapan tahap, yaitu mixing (pencampuran), pressing (pengepresan), slitting (pembentukan untaian), steaming (pengukusan), cutting and folder (pemotongan dan pencetakan), frying (penggorengan), cooling (pendinginan) dan packing (pengemasan). Proses yang terjadi pada setiap tahap adalah :
·       Mixing atau Pencampuran
Proses mixing adalah proses pencampuran dan pengadukan material-material yang terdiri dari material tepung dan air alkali (campuran antara air dan beberapa ingredient yang ditentukan) sehingga diperoleh adonan yang merata atau homogen. Mutu adonan yang baik adalah yang tidak lembek dan tidak perau atau dengan kata lain memiliki kadar air sebesar 32% sampai dengan 34%. Proses pencampuran ini berlangsung kurang lebih selama 15 menit dengan suhu 35C.
Gambar 1. Proses Mixing
·       Pressing atau Pengepresan
Selain adonan menjadi homogen, campuran tersebut masuk ke dalam mesin pengepres adonan. Di dalam mesin pengepres, adonan melalui beberapa roll press. Adonan akan mengalami peregangan pada saat dipress dan terjadi relaksasi pada saat keluar dari roll press. Hal ini terjadi beberapa kali pada saat melalui roll press sehingga terbentuk lembaran yang lembut, homogen, elastik, dan tidak terputus dengan ketebalan tertentu. Tebal lembaran yang dihasilkan bergantung dengan jenis mesin yang digunakan. Rataan tebal lembaran yang dihasilkan adalah 1,12 – 1,18 mm.
Gambar 2. Proses Pressing


·       Slitting atau Pembentukan Untaian
Suatu proses pemotongan lembaran adonan menjadi untaian mie dan kemudian siap dibentuk gelombang mie. Selanjutnya untaian mie tersebut dilewatkan ke dalam suatu laluan berbentuk segi empat yang disebut waving net, sehingga terbentuk gelombang mie yang merata dan terbagi dalam beberapa jalur.
Gambar 3. Proses Slitting
·       Steaming atau Pengukusan
Proses selanjutnya adalah proses pegukusan untaian mie yang keluar dari slitter  secara kontinu dengan menggunakan istream box atau mesin yang memiliki tekanan upa yang cukup tinggi dengan suhu tertentu. Proses pengukusan akan berlangsung selama dua menit dengan suhu pemanasan ± 65oC. Tujuannya adalah memasak mie mentah menjadi mie dengan sifat fisik padat. Dalam proses steaming ini akan terjadi proses gelatinisasi pati dan koagulasi gluten, yang menyebabkan gelombang mie bersifat tetap dan memiliki tekstur lembut, lunak, elastis, dan terlindungi dari penyerapan minyak yang terlalu banyak pada proses penggorengan atau frying.
Gambar 4. Steaming
·       Cutting and Folder atau Pemotongan dan Pencetakan
Pemotongan dan pencetakan adalah suatu proses memotong lajur mie pada ukuran tertentu dan melipat menjadi dua bagian sama panjang, kemudian mendistribusikannya ke mangkok penggorengan. Mie dipotong dengan menggunakan alat berupa pisau yang berputar.
Gambar 5. Cutting and Folder
·       Frying atau Penggorengan
Proses penggorengan adalah suatu proses merapikan mie didalam mangkok pengorengan, kemudian merendamnya di dalam media penghantar panas. Dalam hal ini minyak olein atau minyak goreng pada suhu tertentu dalam waktu tertentu. Tujuan dari proses penggorengan adalah untuk mengurangi kadar air dalam mie dan pemantapan pati tergelatinisasi. Kadar air setelah penggorengan adalah 4% sehingga mie menjadi matang, kaku dan awet.
Gambar 6. Frying
·       Cooling atau Pendinginan
Ruangan pendingin mie adalah ruangan atau lorong yang terdiri dari sejumlah kipas untuk menghembuskan udara segar ke mie-mie yang dilewatkan dalam ruangan tersebut. Tujuan proses pendinginan adalah untuk mendinginkan mie panas yang keluar dari proses penggorengan hingga diperoleh suhu ± 30°C sebelum dikemas dengan etiket. Dengan diperolehnya suhu mie yang rendah sebelum dikemas maka mie akan lebih awet untuk disimpan dalam etiket selama beberapa waktu dan menghindari penguapan air yang kemudian menempel pada permukaan bagian dalam etiket yang dapat menyebabkan timbulnya jamur. Lamanya proses pendinginan adalah kurang lebih dua menit.
Gamber 7. Cooling
Secara Sistematis alur proses produksi mie instan dapat dilihat pada diagram berikut.

Gambar 8. Diagram Alur Produksi Mie Instan
Sumber daya yang terlibat dalam proses produksi pembuatan mie instan ini tidak terlalu membutuhkan sumber daya manusia yang terlalu banyak karena pengerjaan produksi dilakukan oleh teknologi mesin sehingga SDM yang dibutuhkan pada proses produksi sebatas pengawas jalannya produksi.
Karakteristik perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi yang dimiliki PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. yakni bersifat mass production, yaitu jenis barang yang diproduksi relatif sedikit tetapi dengan volume produksi yang besar, permintaan produk tetap/stabil demikian juga desain produk jarang sekali berubah bentuk dalam jangka waktu pendek atau menengah.

3.1.1.    Bahan Baku (Input) PT. Indofood CBP Sukses Makmur
3.1.1.1.          Bahan Baku Utama
Divisi Noodle, PT ISM, Tbk menggunakan beberapa bahan baku dalam pembuatan mie instan. Bahan baku yang digunakan didatangkan dari beberapa perusahaan yang telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Adapun bahan baku tersebut adalah :
·       Tepung Terigu
Tepung terigu diperoleh dari biji gandum yang digiling. Fungsi tepung terigu dalam pembuatan mie instan, antara lain memberi atau membentuk adonan selama proses pencampuran, menarik atau mengikat bahan lain dan mendistribusikan secara merata, mengikat gas selama proses penggorengan, membentuk struktur mie instan, serta sebagai sumber karbohidrat dan protein.
Divisi Noodle, PT ISM, Tbk menggunakan tiga jenis tepung terigu sebagai bahan baku utama, yaitu strong flour (tepung keras cap Cakra Kembar), medium flour (tepung setengah keras cap Segitiga Biru) dan soft flour (tepung lunak cap Segitiga Hijau). Ketiga jenis tepung tersebut bukan dianggap kelas-kelas mutu tepung, tetapi mempunyai klasifikasi khusus sehingga akan disesuaikan untuk tujuan penggunaan berbeda. Ketiga jenis tepung tersebut sudah mengandung telur sehingga mempunyai kadar protein tertentu. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan penanganan dalam proses pembuatan mie instan. Adapun standar bahan baku tepung terigu dapat terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Standar Bahan Baku Tepung Terigu
No
Jenis Tepung
PH
Kadar Air (%)
Gluten (%)
Protein (%)
1
Cakra Kembar
5,5-6,8
14,5 (max)
31 (min)
13
2
Segitiga Biru
5,5-6,8
14 (max)
25 (min)
10,5-11,5
3
Segitiga Hijau
5,5-6,8
14 (max)
21 (min)
9

Tepung terigu cap Cakra Kembar adalah terigu yang bermutu paling baik untuk pembuatan roti dan mie karena memiliki kandungan protein yang paling tinggi, yaitu sebesar 13 % yang dihasilkan dari 100% hard wheat.
·       Tepung Tapioka
Tepung tapioka digunakan untuk membentuk tekstur mie menjadi lebih keras, sehingga adonan mudah dibentuk sesuai dengan yang diinginkan. Tepung tapioka yang baik digunakan untuk pembuatan mie instan adalah  memiliki pH 4-8 dan kadar pati 80%. Tepung tapioka ini diperoleh dari perusahaan Darma Grindo, Lampung. Tepung tapioka ini dikemas dalam karung dengan berat per karung 50 kg.
3.1.1.2.          Bahan Baku Penunjang
·       Air
Air digunakan untuk membentuk tekstur adonan dan gluten, mengkontrol kepadatan dan suhu adonan, melarutkan garam dan bahan-bahan tambahan lainnya, sehingga bahan-bahan tersebut dapat tersebar secara merata dalam adonan. Air yang digunakan harus air bersih, baik secara kimiawi maupun mikro biologis dan berasal dari Perusahaan Air Minum (PAM).
·       Alkali
Alkali merupakan campuran dari zat antioksidan, pengemulsi, pengatur keasaman, pengental, pengembang, pewarna, mineral dan penguat rasa yang aman untuk dikonsumsi dan berfungsi untuk membuat bentuk, warna, rasa dan mutu mie instan lebih baik.
Identifikasi kebutuhan bahan baku adalah penentuan jumlah bahan baku yang diperlukan untuk produksi mendatang. Identifikasi tersebut dilakukan berdasarkan perkiraan penjualan produk mie instan yang dihasilkan perusahaan dan pemakaian bahan baku pada periode sebelumnya.
3.1.1.3.          Pemasok Bahan Baku
PT. Indofood Sukses Makmur TBK Pontianakbekerja sama dengan beberapa pemasok (supplier) yang ditunjuk untuk pengadaan bahan baku (raw material) dan bahan pendukung lainnya. Adapun supplier-supplier yang ditunjuk untuk pengadaan bahan baku dan bahan pendukung produksi mie instan dapat dilihat dibawah ini.
Tabel 2 Supplier Raw Material
No

Material
Supplier
Lokasi
1
Tepung Terigu
Bogasari Flour Mills
Jakarta

2
Minyak goreng
Salim Ivomas
Jakarta

3
Bumbu
PT. Food Ingredient Development
Cikampek

4
Karton Packing
Raci Pack
Jakarta

Puri Nusa
Bandung

5
Etiket
Supermova     

Jakarta

Prima Makmur           

Respati           

Cipta Kemas Abadi


Sistem pembelian dan penerimaan bahan baku pada Divisi Noodle, PT ISM, Tbk melibatkan beberapa pihak yang saling berkepentingan menurut fungsinya dalam perusahaan, yaitu Departemen ASP, PPIC, Purchasing (Pembelian), Ware House (Gudang), PDQC dan Finance and Accounting. Ke enam bagian ini memegang peranan penting dalam pengadaan bahan baku baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga produksi dapat berlangsung karena ketersediaan bahan baku tersebut.
3.1.1.4.          Sistem Persediaan Bahan Baku
Penyimpanan bahan baku berada pada wewenang Departemen Warehouse (Gudang). Dalam manajemen gudang bahan baku Divisi Noodle , PT. ISM, Tbk terdapat penanganan bahan baku, yaitu :
·       Penerimaan
Sebelum masuk gudang, bagian penerimaan barang digudang akan mengontrol jumlah yang diterima berdasarkan pesanan (Purcashe Order) dan selanjutnya Departemen Quality Control akan mengambil contoh untuk memeriksa mutu yang telah ditetapkan. Perhitungan jumlah bahan baku tepung terigu dan tepung tapioka akan disesuaikan dengan standar yang telah ditetapkan oleh Divisi Noodle, PT ISM, Tbk. Tepung tapioka mempunyai berat 50 kg per zak, dan perusahaan telah memperhitungkan rendemen, sehingga berat per zak 49,85 kg. Sedangkan untuk tepung terigu, berat per zaknya 25 kg dan perusahaan juga telah memperhitungkan rendemennya sehingga berat per zak 24,55-24,85 kg.
·       Penyusunan
Kegiatan pengeluaran bahan baku untuk jenis tepung dilakukan dengan cara diangkat oleh kuli angkut. Setelah bahan baku diturunkan dari truk atau kontainer, bahan baku terlebih dahulu ditumpuk secara bersilang agar saling mengunci antar satu lapisan dengan lapisan lainnya di atas palet, sehingga bahan baku tidak terkontak langsung dengan lantai. Tinggi tumpukan maksimal tepung adalah 10 zak per palet.
·       Pengeluaran
Bahan baku yang dikeluarkan mengikuti sistem First In First Out (FIFO) yaitu bahan baku yang pertama masuk ke gudang dikeluarkan lebih dahulu dari gudang untuk proses produksi. Hal ini berkaitan dengan sifat bahan baku yang mempunyai batas kadaluarsa dan kerugian akibat penyimpanan yang terlalu lama. Bahan baku tepung terigu mempunyai batas penyimpanan di gudang bahan baku, yaitu satu bulan. Pada cuaca panas, penyimpanan melebihi satu bulan akan menimbulkan kutu pada tepung terigu.
3.1.2.    Output Produksi PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. divisi noodle merupakan salah satu cabang perusahaan yang dimiliki Salim Group yang memproduksi mie instan. Jenis produk mie instant yang dihasilkan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk Pontianak dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini:
Tabel 3 Produk yang Dihasilkan PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk
NO

PRODUK
JUMLAH VARIAN RASA
1

Indomie
8
2

Indomie Spesial
2
3

Indomie vegan
2
4

Indomie Regional Flavor
11
5

Indomie Kriuk
3
6

Indomie Jumbo
2
7

Indomie SQN
6
8

Indomie Paket
4
9

Supermie Reguler
4
10

Supermie Sedaaap
3
11

Supermie Go Series
3
12

Sarimi
6
13

Sarimi Extra Besar
6
14

Sakura
6
15

Intermi
1
16

POP Mie
15
17

Mie Telor
2
18

Anak Mas
2
19

POP Bihun Spesial
4

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. memiliki orientasi pasar, dimana produksi yang dilakukan oleh perusahaan disesuaikan dengan permintaan pasar. Perusahaan selalu berusaha memenuhi kebutuhan konsumen, baik dalam kuantitas maupun kualitas produk. Oleh karena itu, perusahaan selalu mengembangkan inovasi guna memenuhi kepuasan pelanggan, khususnya selera konsumen.
Produk yang dihasilkan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. divisi mi instan terdiri dari 2 kelompok besar yaitu :
1.        Bag Noodle, yaitu mie instan dalam kemasan bungkus; dan
2.        Mie telor, yaitu mi yang dalam proses pembuatannya tidak digoreng melainkan dikeringkan.
Pengemasan mie adalah proses penyatuan dan pembungkusan mie, bumbu, minyak bumbu dan solid ingredient lainya dengan menggunakan etiket sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Tujuan dari proses pengemasan adalah untuk melindungi mie dari kemungkinan-kemungkinan tercemar atau rusak sehingga mie tidak mengalami penurunan mutu ketika sampai kepada konsumen. Setelah dikemas, selanjutnya mie tersebut akan dimasukkan ke dalam karton. Setelah mie dimasukkan ke dalam karton seluruhnya, karton akan direkatkan dan kemudian menuju gudang untuk disalurkan.


3.2.       Materi Yang Diamati
3.2.1.  Mesin Mixer
Mixer merupakan salah satu alat pencampur dalam sistem emulsi sehingga menghasilkan suatu dispersi yang seragam atau homogen dan meiliki penyebaran yang sempurna. Prinsip pencampuran didasarkan pada peningkatan pengacakan dan distribusi dua atau lebih komponen yang mempunyai sifat yang berbeda. Pencampuran dapat dikarakterisasi dari waktu yang dibutuhkan, keadaan produk atau bahkan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk melakukan pencampuran.
Berdasarkan sifat dari bahannya pencampuran bahan dapat dibedakan atas pemcampuran bahan cair, bahan viskos, dan pencampuran bahan padat.
Pencampuran bahan padat seperti tepung memiliki karakteristik yang hampir sama dengan bahan cair yaitu memenuhi ruang, ada aliran bahan ke pengaduk, tidak memerlukan gaya gunting yang besar dan tenaga yang diperlukan relatif kecil. Tetapi pada bahan yang padat aliran bahan ke pengaduk bukan karena sendirinya tetapi ada gaya yang diberikan oleh pengaduk tersebut. Pencampuran bahan padat berguna untuk mencampur bahan yang meiliki sifat berbeda dan dapat diproses pada saat yang bersamaan, hal ini juga dilakukan untuk merubah fisik dari bahan tepung tersebut, dan juga merubah karakteristik bahan tersebut baik dari rasa dan baunya.
Gambar 8. Mesin Mixer
3.2.2.  Bioler Batubara
Boiler atau  ketel uap adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk mengubah air menjadi uap. Proses perubahan air menjadi uap terjadi dengan memanaskan air yang berada didalam pipa-pipa dengan memanfaatkan panas dari hasil pembakaran bahan bakar. Pembakaran dilakukan secara kontinyu didalam ruang bakar dengan mengalirkan bahan bakar dan udara dari luar. Seperti kebanyakan boiler yang anda kenal, mesin ini terdiri dari bejana sebagai alat untuk memproduksi uap dan dengan segala peralatan pembantu operasi dan alat-alat proteksinya.
Perdaan utama adalah pada sumber panasnya yaitu biasanya boiler menggunakan minyak atau gas sebagai bahan bakar tetapi dalam pebahasan kali ini saya akan menguraikan tentang boiler dengan bahan bakar yang menggunakan batu bara, yang mana diperlukan perangkat-perangkat pendukung untuk memaksimalkan penggunaan boiler batu bara ini, seperti Chain grate stoker, Ash Conveyor, Grit Arrester dan ID fan dll berikut penguraian dari perangkat-perangkat atau alat-alat pendukung pengoprasian boiler batu bara
Gambar 9. Boiler Batubara
3.2.3.  Mesin Rool Press
Mesin Press Roller merupakan salah satu bagian dari mesin produksi mi. Mesin ini digunakan pada proses Pressing dan slitting. Pressing merupakan proses dimana adonan di bentuk menjadi lembaran-lembaran mi melalui beberapa rool sheet sampai tercapai ketebalan tertentu. Sedangkan slitting merupakan proses pembentukan lembaran adonan menjadi untaian-untaian mi bergelombang. Tujuan pressing adalah membentuk struktur gluten dengan arah yang sama secara merata sehingga lembaran adonan menjadi lembut dan elastis atau sering disebut dengan proses pembentukan tekstur mi. 
Gambar 10. Mesin Rool Press
3.3.       Lingkup Kegiatan
Adapun lingkup kerja di PT.Indofood setiap minggunya bermacam-macam seperti, saya melakukan perawatan mesin produksi, membersihkan mesin rool press dari sisa tepung untuk pembuatan mie yang biasa menempel di sela-sela mesin, dan perbaikan penerangan di ruang produksi. Saya selain melakukan instalasi penerangan, saya juga mendapatkan ilmu baru yang tidak saya dapat di perkuliahan, seperti belajar las dan bubut. Saya membuat paking atau paken yang biasa digunakan untuk sambungan pipa besi agar tidak terjadi kebocoran pada sambungan pipa. Melakukan service ac, seperti mengisi gas preon untuk ac, dalam negisi gas preon ac, arus masuk dan keluar harus sama, untuk mengukurnya bisa menggunakan tang ampere. Selain itu saya juga melepaskan evaporator. Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagiana atau keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap. Pada minggu selanjutnya saya melakukan service mesin mixer seperti mengganti motor dan gear box pada mixer, dari situlah saya tertarik untuk mengambil tugas mesin mixer  untuk seminar Praktek kerja Industri.

3.4.            Tugas Selama Praktek
3.4.1.  Pengertian Mixer
Mixer merupakan salah satu alat pencampur dalam sistem emulsi sehingga menghasilkan suatu dispersi yang seragam atau homogen dan meiliki penyebaran yang sempurna. Prinsip pencampuran didasarkan pada peningkatan pengacakan dan distribusi dua atau lebih komponen yang mempunyai sifat yang berbeda. Pencampuran dapat dikarakterisasi dari waktu yang dibutuhkan, keadaan produk atau bahkan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk melakukan pencampuran.
Berdasarkan sifat dari bahannya pencampuran bahan dapat dibedakan atas pemcampuran bahan cair, bahan viskos, dan pencampuran bahan padat.
Pencampuran bahan padat seperti tepung memiliki karakteristik yang hampir sama dengan bahan cair yaitu memenuhi ruang, ada aliran bahan ke pengaduk, tidak memerlukan gaya gunting yang besar dan tenaga yang diperlukan relatif kecil. Tetapi pada bahan yang padat aliran bahan ke pengaduk bukan karena sendirinya tetapi ada gaya yang diberikan oleh pengaduk tersebut. Pencampuran bahan padat berguna untuk mencampur bahan yang meiliki sifat berbeda dan dapat diproses pada saat yang bersamaan, hal ini juga dilakukan untuk merubah fisik dari bahan tepung tersebut, dan juga merubah karakteristik bahan tersebut baik dari rasa dan baunya.



3.4.2.  Klasifikasi Mixer
a)    Damper adalah alat yang berfungsi sebagai pintu untuk menurunkan adonan tepung yang sudah homogen menuju ke bak fedder untuk melakukan proses pressing
b)   Hopper  adalah komponen yang digunakan untuk pemisah dan penyortiran pada tepung atau sebagai pengayak tepung agar hanya tepung yang halus dan bersih saja yang akan masuk ke dalam mesin mixer.
c)    Cinveyor adalah suatu sistem yang berfungsi untuk meminndahkan atau menyedot tepung dari hopper yang langsung menuju ke mixer.
d)   Valve adalah sebuah perangkat yang mengatur, mengarahkan atau mengontrol aliran air alkali dari tangki induk menuju ke wighing tank
e)    Weighing Tank adalah sebuah alat untuk menampung air alkali yang di suplai dari tangki induk alkali
f)    Blade Mixer adalah alat sejenis baling-baling yang berfungsi untuk mencampur adonan dan bumbu- bumbu agar tercampur rata atau homogen.

3.4.3.       Cara Mengoperasikan Mixer
Dengan asumsi telah tersedianya:
a)      bahan baku utama
b)      air larutan alkali
c)      suplai listrik
1.    Naikkan semua no fuse breaker (NFB) maka lampu power panel menyala. Tekan tombol ON start preperation, kemudian dumper akan menutup dan setelah 2 detik lock bekerja
2.    Isi tepung terigu ke dalam mesin hopper sebanyak 10 zak. Tekan tombol ON start untuk melakukan proses pegayakan pada mesin hopper, tekan tombol push button ON screw conveyor untuk menyedot terigu dari hopper dan tekan tombol OFF screw conveyor terigu sudah habis, kemudian:
a)      Putar selector switch discharge ke posisi ON
b)      Putar selector switch scale up ke posisi ON
c)      Putar selector switch mixer ke posisi auto
3.    Tekan push button 4 ( pada gambar), maka motor pada mixer akan bekerja, dalam waktu bersamaan T1(timer 1) bekerja untuk menentukan mixing time selama kurang lebih 15 menit
4.    T11 (Timer 11) juga akan bekerja selama 2 menit untuk menghidupkan gear pump guna mengisi air larutan alkali ke weighing tank sampai mengenai electrode water level switch  dibagian atas
5.    Kemudian setelah air alkali mengenai electrode water level, T11 akan off dan dilanjutkan oleh T12 bekerja selama 4 menit untuk memerintahkan air alkali turun ke mixer melalui pinch valve.
6.    Setelah T1 telah mencapai 15 menit, maka adonan siap diturunkan dan melalui T2  maka T1 akana off, dan 0,2 detik kemudian T4 akan bekerja dan melepas kunci dumper.
7.    Stelah kunci dumper melepas kemudian T4 off dan dilanjutkan dengan T5 yang akan bekerja selama 2 detik untuk membuka dumper mixer.
8.      Setelah dumper terbuka maka T5 akan off dan dilanjutkanoleh T2 ON selama 10 detik untuk memerintahkan dumper menutup kembali.
9.    Setelah dumper menutup maka T2 off dan dilanjutkan oleh T3 ON selama 1 detik untuk memerintahkan kunci bekerja.



3.4.4.        Fungsi Timer pada mixer



3.4.5.        Hal-hal yang harus di perhatikan pada mixer
1.      Arah putaran blade tidak terbalik ( lihat gambar)
2.      Operator mixer dilarang meninggalkan adonan dalam mixer lebih dari 5 menit
3.      Cara-cara menjalankan mixer sewaktu tiba-tiba listriknya mati sedangkan adonan masih dalam proses mixing; maka setelah listrik hidup kembali, agar dapat dilakukan start dan stop sedikit demi sedikit sampai dengan putaran blade terlihat ringan. Jangan sekali-kali menghidupkan blade mixer sekaligus karen akan dapat mengakibatkan pada blade mixer menjadi bengkokbahkan ada yang patah.
4.      Seandainya terjadi kelebihan terigu pada mixer yang dikarenakan operator lupa memindahkan selang flexible pada output screw conveyor, dan langsung ditambahkan air larutan alkali, perlakuan ini tidak benar. Jangan sekali-kali dipaksakan mixer diberi beban yang berlebihan karena akan berdampak ke mekanisme di transmisi mixer dapat rusak dan motor akan over load
Gambar 11. Blade Mixer dan Mesin Mixer tampak atas
3.4.6.         Cara Setting Blade
seandainya haabis melakukan over hold (penggantian blade yang patah dengan yang baru) dan sebelum menyambung pada chain coupling, maka yang harus di perhatikan dan sebagai patokan adalah:
Sudut  antara salah satu blade dengan blade yang disebelahnya, karena jika pemasangan chain coupling semarangan tidak berpatokan pada keterangan atau petunjuk diatas maka akan dapat terjadi tamrakan diantara kedua blade.
Blade di bagian ujung mixer posisinya harus diperhatikan yaitu sisi tajam harus searah putaran mixer.
Gambar 12. Cara Seting Blade Mixer



3.4.7.              Cara setting air cylinder lock mixer
Cara setting ini sangat penting karena setting yang tidak tepat akan berdampak ke terigu tumpah keluar sebelum waktunya. Apabila tekanan angin yang kurang dengan tiba-tiba.
Berikut ini cara setting air cylinder lock (lihat gambar).
Gambar 13. Cara setting air sylinder lock
Dengan memberikan udara bertekanan pada satu sisi permukaan piston, sisi yang lain terbuka ke atmosfir. Silinder hanya bisa memberikan gaya kerja ke satu arah.  Gerakan piston kembali masuk diberikan oleh gaya pegas yang ada didalam silinder direncanakan hanya untuk mengembalikan silinder pada posisi awal dengan alasan agar kecepatan kembali tinggi pada kondisi tanpa beban.


3.4.8.       Komponen Yang Ada Pada Mixer
Motor penggerak mixer = 7,5 kw
Isi gear box :
-         Gigi nylon warna biru muda      = M6 x 55 z MC nylon
-         Gigi besi                                    = M6 x 55 z
-         Gigi spur gear kecil                   = M6 x 15 z
-         Timming pulley motor               = M18 x 14 z
-         Timming pulley gear box           = M18 x 84 z
-         Timming belt                              = 570 II
-         Bearing AS NO                         = UC 310
-         Untuk dumper                           = type=SD 1008 200 A.B
-         Untuk lock atau kunci               = 4 buah
-         Jumlah baling-baling                  = 8 buah type = CDO.2 B 40 merk SMC
-         Rpm baling-baling                     = 68 buah
-         Penyetelan baling-baling           =
-         Bearing                                      = 6310 / 6309 z




3.4.9.           Gangguan-gangguan Pada Mixer
Gangguan- gangguan yang terjadi pada mesin mixer adalah:
·         overload pada motor conveyor. Overload terjadi dikarenakan adanya beban lebih dan karena tepung yang basah pada saat conveyor menyedot tepung atau pada saat menyedot tepung spiral pada conveyor bengkok membuat motor tidak berputar.
·         Over Load pada mixer disebabkan mixer terlalu diberikan beban yang berlebihan karena akan berdampak ke mekanisme di transmisi mixer.
·         Conveyor yang bengkok disebabkan pada saat menyedot tepung ke mixer, conveyor menyedot tepung yang basah dan sudah menjadi keras.
·         Blade mixer bengkok atau patah yang diakibatkan karena saat listrik padam dan kemudian hidup kembali, blade mixer di nyalakan secara sekaligus.
Cara Mengatasinya
·         Untuk motor yang rusak dibawa keluar pabrik untuk di sevice di tempat lain, agar mesin mixer tetap bekerja motor diganti dengan yang baru, dikarenakan keterbatasan alat untuk menggulung kawat elmail.
·         Dengan memperbaiki spiral conveyor di ruang workshop dengan alat dan bahan yang sudah tersedia. Agar conveyor tidak terjadi masalah tersebut, oparator harus mengecek keseluruhan bagian mesin sebelum proses mixing dilakukan.
·         Agar blade mixer tidak bengkok atau patah, mixer harus dilakukakn proses start dan stop sedikit demi sedikit, sampai dengan putaran blade terlihat ringan.

BAB IV
PENUTUP
4.1.        Kesimpulan
Mixer merupakan salah satu alat pencampur dalam sistem emulsi sehingga menghasilkan suatu dispersi yang seragam atau homogen dan meiliki penyebaran yang sempurna. Prinsip pencampuran didasarkan pada peningkatan pengacakan dan distribusi dua atau lebih komponen yang mempunyai sifat yang berbeda. Pencampuran dapat dikarakterisasi dari waktu yang dibutuhkan, keadaan produk atau bahkan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk melakukan pencampuran.
Jika terjadi kelebihan terigu pada mixer yang dikarenakan operator lupa memindahkan selang flexible pada output screw conveyor, dan langsung ditambahkan air larutan alkali, perlakuan ini tidak benar. Jangan sekali-kali dipaksakan mixer diberi beban yang berlebihan karena akan berdampak ke mekanisme di transmisi mixer dapat rusak dan motor akan over load.
Untuk khusus di sistem produksi dibagian mixer, operator perlu bekerja dengan hati-hati dan teliti agar tidak terjadi kesalahan yang fatal. Tetapi hal ini tidak perlu dicemaskan dikarenakan pada setiap kesalahan atau kerusakan semua dapat diatasi dan diperbaiki sesuai dengan tata cara perbaikan yang telah ada.

4.2.       Saran
Berdasarkan apa yang telah penulis lalui selama tujuh minggu di PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk Cabang Pontianak, penulis mempunyai beberapa usulan yang disarankan bagi kebaikan segala pihak yang terkait dengan praktek kerja lapangan ini, yakni :
1.        Perlunya saling berkomunikasi antara mahasiswa PKL dengan pihak yang menjadi sasaran latihan demi terjalinnya kerja sama yang baik dan antara mahasiswa PKL dengan Dosen Pembimbing.
2.        Mahasiswa harus mempersiapkan diri sebelum dan selama melaksanakan PKL, sehingga apa yang dipelajari waktu kuliah dapat diaplikasikan di tempat pelaksanaan praktek. Terkait hal ini seorang mahasiswa hendaknya menguasai satu bidang secara mendalam. Sehingga dalam dunia kerja, ia mempunyai satu kemampuan yang matang dan dikuasai, serta mampu bersaing dengan baik.
3.        Untuk mahasiswa yang PKL selanjutnya, sebelum melaksanakan kegiatan PKL, kita perlu melakukan observasi tempat PKL dan mengetahui bagaimana sistem aturan yang ada di Perusahaan atau Industri tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

WATER TREATMENT PLANT

1. DEFINISI Water Treatment Plant adalah sebuah system yang difungsikan untuk mengolah air dari kualitas air baku (influent) yang kurang bagus agar mendapatkan kualitas air pengolahan (effluent) standart yang di inginkan/ditentukan atau siap untuk di konsumsi. 2. PARAMETER  Parameter Fisik: Parameter fisik air biasanya di lihat dari unsur yang berhubungan dengan indra manusia seperti penglihatan, sentuhan, rasa dan penciuman, yang meliputi Turbidity (kekeruhan), warna, bau, rasa dan suhu. Sistem pengolahan yang biasa di gunakan adalah Sistem Sedimentasi (Pengenda-pan), Filtrasi dan penambahan desinfektan. Jika dilihat dari jenis senyawanya di bagi menjadi 2(dua) yaitu: 1. Parameter Kimia Senyawa kimia yang sering di temukan pada air adalah Fe, Mn, Ca, Mg, Na, SO4, CO3. Jika air memiliki kandungan senyawa kimia yang berlebihan (tidak masuk standart konsumsi yang aman), Pengolahan dapat dilakukan dengan sistem filtrasi dengan menggunakan media tertent

Hal-hal yang diharamkan didunia, kenapa dihalalkan disurga,.

wahai sahabat, seperti yang kita ketahui bahwa didalam al-qur’an telah dijelaskan bagaimana keadaan disurga kelak bagi para penghuninya, yang selalu berbuat baik dan menjauhi segala yang dilarang oleh Allah ketika didunia. Karena disurga nanti bukanlah seperti didunia ini, dunia ini bagi orang mukmin adalah alam ujian dan menjadi ladang dalam mendapatkan bekal ke akhirat. Allah Subhanahu WaTa’ala menurunkan sekian banyak aturan didunia baik yang mewajibkan maupun mengharamkan, jadi bagi siapa yang menjalankan kewajiban dan meninggalkan yang haram, Allah Subhanahu WaTa’ala akan memberikan ridhonya dan memasukannya kedalam surga. Kelah disurga juga dikatakan bahwa tidak akan ada lagi aturan atau syari’at yang harus dijalankan oleh para penghuninya. Sesuatu yang tadinya diharamkan didunia, akan menjadi halal ketika di surga, contoh seperti meminum khamr, berzina, memakai sutra bagi laki-laki dan yang lainnya. Bahkan dijelaskan pula dalam al-qur’an bahwa khamr itu tersedia gratis di s

Apa Harus Bangga Sebagai Negara Muslim Terbesar di Dunia.?

Bener gak sih Indonesia itu negara muslim terbesar di dunia.? Jawabannya adalah iya, memang benar Indonesia itu adalah negara muslim terbesar di dunia, tapi apakah kita harus bangga. Memang apa yang dibanggakan.? Memang, banyak orang yang sudah bergelar Haji, tetapi kenapa pencuri dan tukang korupsi makin menggila.. Banyak sudah orang berlomba mendirikan Masjid disetiap penjuru. Tapi maksiat juga semakin kencang melaju. Dipagi hari, pada Da’i memenuhi layar televisi. Tapi waktu siang hingga pagi pula kemaksiatan dan kemungkaran di umbar tanpa henti. Kenapa, kenapa bisa begitu, apa yang harus dibanggakan, kenapa harus bangga... Bukankan ISLAM mengajarkan kebaikan.? Namuan kenapa yang terjadi adalah kerusakan.? KENAPA... Memang jumlah muslim di Indonesia itu terbesar di dunia, tetapi apakah jumlah yang banyak itu tidak lebih sepertit buih.? Buih yang mudah tertiup angin kesana kemari, terbawa arus tak tau arah, rapuh dan mudah pecah...apakah karena itu.. Apakah kamu te