Keberadaaan ruh selama ini selalu menjadi misteri yang ingin
diungkap oleh manusia juga merupakan satu hal yang selalu ingin dibuktikan oleh
para ilmuan lewat penelitian.
Umumnya yang dimaksud dengan kondisi ruh keluar dari tubuh
adalah seseorang merasakan dirinya dapat
melayang diudara dan melihat dirinya sendiri yang berada dibawah. Kondisi
tersebut dikalangan ilmuan biasanya dijelaskan sebagai kondisi halusinasi yang
berkaitan dengan otak besar akibat cedera, komplikasi, atau pengaruh
obat-obatan dan lain sebagainya.
Ruh yang keluar dari tubuh ini berbeda dengan ketika ruh
dicabut oleh malaikat maut, lalu bagaimanakah Islam menyikapi hal ini. Adakah
sebenarnya dalam Islam penjelasan mengenai ruh yang keluar dari jasad manusia
yang masih hidup, berikut penjelasannya...
Ruh berasal dari alam arwah yang diturunkan kedalam jasad
manusia yang memiliki kemampuan untuk mengetahui, berkehendak, dan berkuasa
atasa tubuh yang didiaminya. Ketika ruh ditiupkan kedalam jasad, jasad pun menjadi
hidup dan ketika ruh dicabut dari jasadnya, jasad pun menjadi mati. Jadi
keberadaan jasad manusia itu bergantung pada ruh dan bukan sebaliknya. Ruh sama
sekali tidak mengenal mati dan sedikitpun ia tidak terpengaruhi oleh kematian
kecuali sekedar kehilangan jasadnya. Dan sewaktu anak Adam tertidur, ruh
meninggalkan jasad tersebut untuk sementara, tapi ketika ruh dicabut karena
penyebab fisik seperti tidak berfungsinya organ tubuh yang vital atau penyebab
lain dari luar maka matilah ia. Saat itu ruh meninggalkan jasad dan pergi
kealam barzah, hal ini sebagaimana diterangkan dalam al-qur’an yang artinya
berbunyi:
”Allah yang mengambil
ruh manusia pada saat kematian mereka, dan yang belum mati dalam tidurnya.
Allah menahan ruh orang yang telah ditetapkan ajal kematiannya, dan melepaskan
yang lain (kejasadnya) sampai waktu yang ditentukan.” (QS.AZ-ZUMAR:42)
Ayat ini menerangkan bahwa ruh itu hidup dan dapat
berpindah-pindah serta dapat menembus kesegedap
tubuh manusia, lebih lanjut diterangkan bahwa ruh diperintah oleh Allah
untuk meninggalkan jasad sementara yaitu selama orang tersebut tidur, kemudian
diperintahkan lagi untuk memasuki jasadnya kembali begitu ia terjaga dari
tidurnya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda yang artinya:
“sesungguhnya ruh mu
dikeluarkan dan kemudian dikembalikan kepadamu, sampai suatu waktu yang
diinginkan oleh Allah.”
Didalam Al-Qur’an juga telah dinyatakan bahwa ruh itu
merupakan urusan Allah dan manusia tidak diberi pengetahuan tentang ruh kecuali
hanya sedikit. Ia hanyalah sebagian kecil dari rahasia Allah yang telah
ditetapkan Allah kedalam manusia dari alam surgawi. Allah berfirman yang
artinya:
“Allah memegang jiwa
(orang ketika matinya dan (memegang) ruh (orang) yang belum mati diwaktu
tidurnya; maka dia tahanlah ruh (orang) yang telah dia tetapkan kematiannya dan
dia melepaskan ruh yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada
demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.”
(QS. AZ-ZUMAR:42)
Ada dua pendapat ahli tafsir tentang ayat ini, salah satunya
adalah tafsir yang menyatakan bahwa ruh orang yang ditahan adalah ruh orang
yang sudah meninggal sehingga dia tidak bisa kembali ke jasadnya didunia.
Sedangkan ruh orang yang dilepas, adalah ruh orang yang tidur.
Manusai dapat hidup adalah karena kehadiran ruh pada
jasadnya, maka ketika datang saat yang sudah ditetapkan, ruh itu akan keluark
dari tubuh dan tubuh pun menjadi mati. Setelah kematian, tubuh manusia segera
rusak tetapi ruh tetap hidup kekal dan abadi. Dalam hal ini Ibnu Qayyim
mengatakan bahwa setelah ruh dicabut ketika menemui ajalnya ia kembali ke jasad
dalam kubur untuk kemudian ditanyai oleh malaikat munkar dan nakir. Seterusnya
ruh menetap dalam alam barzah untuk mengecap kebahagian atau meresakan hukuman siksa
sampai hari kebangkitan. Dengan begitu ruh lah yang mengantar manusia untuk
melihat keindahan dan kelapangan alam surgawi, demikan pula sebaliknya ruh lah
yang akan mengantar manusia untuk menerima azab meraka, selanjutnya ruh yang
suci akan kembali kepada Allah disurga sedangkan yang kotor akan menjalani
proses penyucian dineraka.
Untuk itu segala
kegiatan manusia didunia hendaknya dijadikan ibadah karena hanya melalui ibadah
ruh dapat menyucikan dirinya setelah melakukan dosa-dosa selama hidup menyatu
dengan jasadnya.
Wassalam...
Sumber:
madjidi.blogspot.com; HaditsWeb3; google.com
Komentar
Posting Komentar